PERSIAPAN

Persiapan Grafika
Didalam Proses pembuatan media cetak, proses awal adalah mendesain cover, tata letak gamabar dan tulisan,ukuran huruf,jenis huruf dan pewarnaan yang akan menjadi dsar acuan cetak, dalam metode Grafika disebut Persiapan Grafika.
Adapun metode pekerjaan Persiapan akan dibahas jenis sebagai berikut :
Design Gambar.
Pemilihan gambar atau foto untuk cover atau baground cover disesuaikan dengan tema serta bisa menarik minat orang untuk melihatnya.
Design Huruf
pemilihan Huruf disesuaikan dengan Tema, sasaran pembacanya serta ukuran yang mudah dibaca dari jarak tertentu.
Design Warna.
Pemilihan Warna menjadi Faktor penting agar produk cetak,Menarik,mudah dilihat,dan tidak membosankan.
Design Tata Letak.
Penempatan Tata letak gambar,huruf adalah tahap penentuan hasil akhir dimana tidak terjadi tumpang tindih antara warna gambar dan huruf.

Setelah Format Produk cetak jadi,maka tahapan berikutnya adalah membuat acuan untuk Pelat cetak yaitu film Positif dan Negatif.

Montase Film
Montase adalah suatu proses menempatkan dan melekatkan secara tepat dan seksama satu atau lebih film positif atau negatif seukuran dengan pelatnya di atas landasan montase yang transparan. Dengan demikian teks dan/ atau gambar film dapat disinari pada posisi yang dikehendaki pada pelat offset. Langkah-langkah dasar adalah sebagai berikut : setelah semua film yang dibutuhkan dibuat oleh juru kamera, juru montase kemudian melekatkan film-film itu, dengan emulsi menghadap ke atas, pada selembar landasan montase yang transparan  sesuai dengan imposisi halamannya, seukuran dengan pelat cetak, tepat sebagaimana dimaksudkan juru layout. Kemudian hasil montase itu dibalikkan sehingga dalam kedudukan dapat dibaca, yaitu landasan ada di atas dan sisi emulsinya ada di bawah. Hasil montase dalam kedudukan dapat dibaca ini kemudian ditaruhkan di atas pelat offset yang peka cahaya, pada mesin penyinaran pelat (bingkai pengkopi).
Setelah sekian waktu tertentu disinari di bawah sumber cahaya secara intensif, pelat itu kemudian dikembangkan untuk menimbulkan teks dan/atau gambar-gambarnya dan membuat teks dan/atau gambargambar itu dapat menyerap tinta pada waktu pencetakan.




 

Dalam membuat montase film-film harus ditempatkan dengan sisi emulsi menghadap ke atas dalam posisi tak terbaca. Kemudian, jika hasil montase itu dipasangkan pada pelat berlapisan emulsi (selama pelat itu disinari) sisi emulsi film harus dihimpit erat-erat pada lapisan pelat dalam posisi terbaca dan menghadap ke bawah. Selembar film dikatakan tidak terbaca jika sisi emulsi dalam keadaan terbaca dari kanan ke kiri (terbalik). Negatif-negatif dan positif-positif yang terbalik ini dibutuhkan untuk montase offset.

8.1. Montase Negatif
Montase negatif adalah membuat montase yang terdiri dari film-film negatif. Montase negatif ini digunakan untuk menyinari pelat-pelat offset kerja negatif, sehingga menghasilkan teks atau gambar yang positif pada pelat. Untuk montase negatif, semua bagian yang tidak mencetak pada pelat harus ditutupi dengan kertas tak tembus cahaya atau bahan plastik. Setelah bahan tak tembus cahaya ini ditempatkan, film negatif dilekatkan pada bagian tersebut dengan bagian emulsi menghadap ke atas. Semua lubang-lubang dan guratan-guratan walaupun kecil juga tetap harus ditutupi dengan lak dengan menggunakan kuas. Lembaran itu kemudian harus dibalik dan bagian-bagian yang mencetak harus dilubangi. Proses negatif lebih rumit terutama waktu penempatan film-film. Juga membutuhkan waktu lebih lama dan keahlian daripada proses montase positif. Keuntungannya hanya bahwa dibutuhkan satu film saja (yaitu film negatif) dab bahwa pelat kerja negatif harganya lebih murah.

8.2. Montase Positif
Montase ini terdiri dari film-film positif dan untuk repro dibutuhkan pelat kerja positif. Lembaran montase positif mungkin terdiri dari satu atau sejumlah lembaran-lembaran film positif yang dilekatkan pada selembar plasti transparan seukuran pelat cetak. Pertama kertas layout (biasanya kertas putih) ditempatkan pada permukaan meja montase. Kemudian dibuat sketsa layoutnya ; ukuran pelat, bidang-bidang gambar/teks dan batas-batas cetak, posisi gambar/teks dan sebagainya, semuanya itu harus disketsa pada kertas layout ini. Setelah itu lembaran montase seukuran pelat cetak ditempatkan pada register untuk ditempeli sesuai dengan susunan layout itu. Film-film positifnya kemudian dapat ditempelkan, bagian emulsi di atas, bagian landasan di bawah, dengan menggunakan kertas layout sebagai pedoman. Semua titik-titik lubang dan guratan-guratan pada bidang gambar/teks harus ditutup dengan bahan lak, sedang titik-titik dan guratan-guratan di luar gambar/teks harus dihapuskan.


Keuntungan-keuntungan montase positif adalah :
1. film-film positif dapat langsung dihasilkan dari mesin set foto atau dengan menggunakan film-film positif langsung.
2. film-film positif lebih mudah (daripada film negatif) untuk ditumpang tindihkan pada register, terutama untuk pekerjaanpekerjaan warna. seni pekerjaan tangan untuk poster dan sebagainya dapat dicatkan atau dituliskan pada lembaran transparan dan lembaran ini dapat langsung disinari di atas pelat.
Sumber :
Wasono, Antonius Bowo, dkk, 2008, Teknik Grafika dan Industri Grafika Jilid 1 untuk SMK, Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 208 – 212.


Tehnik Pemisahan Warna dengan Menggunakan Raster 

Semua yang dikatakan sebelumnya tentang reproduksi warna, mempunyai hubungan dengan reproduksi pada bahan nada penuh, untuk cetak dalam itu adalah yang paling cocok, akan tetapi teknik-teknik cetak lain memerlukan pemisahan dengan raster. Pembuatannya dapat dilakukan dengan dua cara yang berlainan :
7.1. Metode langsung
Metode ini mencakup pembuatan negatif   bagian nada lengkap langsung dari model berwarna dengan memakai raster garis silang atau raster kontak abu-abu dan dengan menggunakan filter. Cara kerja ini biasanya diterapkan pada reproduksi model berwarna yang sederhana. Dalam pembuatan klise koreksi nilai nada dan nilai warna dikerjakan oleh juru etsa warna pada pelat bagian. Dalam lithografi koreksi nilai nada dan nilai warna dilakukan masing-masing pada negatif bagian nada lengkap dan positif bagian nada lengkap. Dalam hal ini juru lito foto mengetsa titik-titik raster menjadi lebih kecil dengan menggunakan bahan pelemah Farmer.
7.2. Metode tak langsung
Pada cara kerja ini mula-mula dibuat negatif nada penuh dari model berwarna. Pada negatif nada penuh itu dapat dilakukan koreksi nilai nada dan nilai warna dengan menerapkan metode masker yang modern. Untuk pembuatan klise, dari negatif nada penuh yang telah dikoreksi dibuat positif nada lengkap (positif RASTER), yang kemudian dikontak menjadi negatif nada lengkap. Cara kerja lain ialah bahwa mula-mula dari negatif nada penuh dibuat positif nada penuh dengan kontak, yang kemudian dijadikan negatif nada lengkap.
Untuk pelat kopi positif cetak ofset dari negatif nada penuh yang telah dikoreksi dapat dibuat positif nada lengkap, baik dalam kamera maupun dalam lemari kontak dengan menggunakan raster kontak. Pada positif nada lengkap itu juru lito-foto dapat dikoreksi. Untuk pelat kopi negatif cetak ofset masih diadakan satu langkah lagi, positif nada lengkap yang telah dikoreksi diubah menjadi negatif nada lengkap dengan kontak. Dalam pada itu jumlah kemungkinan untuk koreksi tambah satu lagi, sedangkan karena pengontakan positif nada lengkap, titik-titik raster dalam negatif menjadi tajam. Metode tak langsung kebanyakan lebih disukai daripada metode langsung, oleh karena pada negatif nada penuh dapat dilakukan koreksi dengan jalan foto mekanis, yang berarti penghematan waktu sangat besar.

7.3. Kedudukan Raster
Bila tidak diadakan prajaga khusus, cetak tumpang pelat bagian nada lengkap dapat menyebabkan yang disebut moare.
 
Pada gejala ini, terjadi pola berulang pada jarak-jarak tertentu yang terbentuk karena titik-titik raster bertumpangan secara khusus. Untuk mencegah timbulnya moare Digunakan kedudukanraster yang saling berbeda pad pelat bagian seperangkat warna. Untuk reproduksi dua warna dipakai kedudukan raster :
Warna gelap – 45°
Warna terang – 15°
Untuk reproduksi tiga warna digunakan kedudukan raster sebagai berikut :
Cyan – 45°
Magenta – 15°
Yellow – 75°

Kedudukan  magenta dan kuning dapat ditukar. Kedudukan 45° selalu dicadangkan untuk warna paling gelap, oleh karena titik raster yang dalam kedudukan ini dicetakkan pada kertas, dan paling sedikit memberikan efek yang mengganggu.






Pada reproduksi empat warna digunakan kedudukan raster seperti di bawah ini
Black – 45°
Cyan – 15°
Magenta – 75°
Yellow – 0°
Dalam pada itu kedudukan raster sian dan magenta dapat ditukar. Gejala moare yang timbul tidak disebabkan oleh kedudukan 0° pelat kuning, oleh karena kuning merupakan warna yang paling tidak menonjol, dan biasanya tidak mengganggu.  Apabila hitam hanya merupakan pelat kerangka, maka warna yang paling menyolok dapat ditempatkan dalam kedudukan 45°. Dalam penggunaan raster titik rantai, perlu diterapkan kedudukan raster yang lain. Sebelumnya harus ditentukan arah titik rantai yang merupakan poros panjang titik. Kedudukan raster pelat magenta tidak boleh 75°, akan tetapi poros panjang titik untuk warna ini harus tegak lurus pada kedudukan 75°. Kedudukan manapun yang diambil untuk pelat magenta dibandingkan dengan titik rantainya harus selalu tegak lurus pada kedudukan yang dipakai pada raster biasa dengan titik-titik persegi.






Filterisasi Raster
Filter akan meneruskan cahaya dengan warna yang sama dengan warnanya sendiri dan akan menyerap berkas cahaya warna-warna yang lain. Pada fotografi pemisahan warna, umumnya dipakai tiga filter yaitu biru, hijau dan merah masing-masing untuk penyinaran terpisah-pisah. Ini menghasilkan tiga pemisahan negatif untuk pencetakan ketiga warna tinta proses kuning, magenta, dan cyan. Untuk hitam biasanya dipakai kombinasi ketiga filter.






6.1. Membuat negatif untuk pemisahan warna


Model yang berwarna ditempatkan pada bidang model. Kemudian dibuat empat penyinaran yang terpisah, masing-masing dengan selembar film, dengan filter yang berbeda-beda (warnanya) pada lensa kamera untuk setiap penyinaran dan dengan raster yang digeser kedudukannya untuk setiap penyinaran.


Penyinaran yang pertama, untuk negatif cyan dibuat dengan filter merah dan sudut raster 105.
Penyinaran kedua, untuk negatif magenta, dibuat dengan filter hijau dan sudut raster 75.
Penyinaran ketiga, untuk negatif kuning, dibuat dengan filter biru dan sudut raster 90.
Sedang penyinaran keempat, untuk negatif hitam biasanya dibuat dengan tiga  kali penyinaran dengan masing-masing menggunakan filter merah, hijau, dan biru pada lembaran film yang sama, sudut raster adalah 45.
Sumber :
Wasono, Antonius Bowo, dkk, 2008, Teknik Grafika dan Industri Grafika Jilid 1 untuk SMK, Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 202 – 2